Samurai Sword
Pada suatu hari, lahirlah seorang anak dari keluarga sederhana. Anak yang
berasal dari desa kecil dengan nama desa Iruno di negeri Jepang yang masih sejahtera dan tentram. Anak ini merupakan anak dari seorang pekerja
keras di bagian penambang batu sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga yang
pekerjaannya seperti menjadi pembantu, pencuci pakaian, dan lainnya. Kehidupan
ini mereka nikmati dengan penuh keikhlasan dan tetap terus berusaha untuk
menghidupi kebutuhan keluarganya. Seorang anak yang bernama Ashakura merupakan
anak sulung yang dimiliki oleh seorang ibu yang bernama Siren dan seorang ayah
yang bernama Detoshino. Sewaktu Ashakura masih kecil sering di ajak oleh ibunya
karena tidak mungkin ia tinggalkan dirumah
sendirian sedangkan ayah bekerja di pertambangan. Keseharian Ashakura
hanya menemani ibunya, namun Ashakura selalu memperhatikan setiap apa yang
ibunya kerjakan hingga Ashakura berkata di dalam hatinya,”Aku akan selalu
menemani dan menjagamu ibu walau harus
mengorbankan nyawa sekalipun”. Seorang yang harus menikmati kehidupan
yang pahit itu jika besar nanti ia harus berjuang untuk keluarganya.
Beberapa hari kemudian, ketika Ashakura berjalan bersama ibunya menuju
tempat pekerjaannya tidak disangka ada seorang perampok dengan menggunakan
samurai yang ingin mengambil dompet ibunya. Sudah tidak di duga si perampok
langsung berjalan menuju ibunya. “Jangan! Jangan kau ambil dompet ibuku! “ kata
Ashakura, “berikan dompet itu padaku atau kau akan ku bunuh dengan samuraiku! “
kata perampok sambil mengulurkan pedangnya. Ibunya berkata,” jangan ! ini uang
untuk kebutuhan hidup keluarga saya “. “Ahh aku tidak peduli jika kau tidak mau
memberikannya padaku aku bunuh kau! “ kata perampok langsung menebas ibunya
Ashakura”. Pedang yang hampir mengenai ibu Ashakura tertangkis oleh seorang
laki laki yang bernama Kawasina yang memang memiliki bakat dan mahir dalam
menggunakan samurai bersama anak laki-lakinya yang bernama Denojin. Kawasina
berkata,”Jangan kau berani mengambil dompet itu apalagi dari seorang ibu yang
sedang mengasuh anaknya! “. Akhirnya perampok itu langsung pergi meninggalkan
tempat tersebut. Pada peristiwa ini akhirnya Ashakura dan Denojin bersahabat.
Ashakura yang bisa menemani ibunya sekarang ia telah mempunyai seorang teman
sekaligus ia jadikan sahabat. Suatu hari Denojin mengajak Ashakura untuk kerumahnya. Pada saat itu Ashakura terkagum
ketika melihat ayah Denojin sedang berlatih memainkan pedang samurainya itu. “Iya
itu ayahku sedang berlatih.” Sambil menunjuk ke arah ayahnya. Ashakura
berkata,” Hhmm.. ternyata ayahmu mahir juga dalam memainkan pedang samurainya.
Apa kau juga mahir dalam memainkan pedang samurai ?”. Denojin berkata,”Iya, aku
terkadang berlatih bersama ayahku. Ayahku memang pernah berbicara padaku akan
mengajariku untuk memainkan samurai dan menurunkan ilmunya padaku disaat aku
masih kecil seperti ini agar aku menjadi lebih mahir dari ayahku jika sudah
dewasa nanti”. Ashakura berkata,"kalo begitu aku ingin
belajar bersamamu dan ayahmu agar aku bisa menjaga ibuku". "Baiklah,
aku akan meminta agar ayahku mengajarimu".
Dua orang sahabat berlatih setiap
harinya. Mereka bertemu pada pagi hari dan pulang pada sore hari begitupun
hari-hari berikutnya. Ashakura yang awalnya tidak bisa menggunakan pedang
samurai akhirnya bisa menggunakannya. Denojin yang memang sudah mahir pada saat
kecil karena bersama ayahnya ia pun terus menggali ilmu menggunakan pedang
tersebut. Beberapa tahun kemudian, tepat keduanya berusia 15 ayahnya Ashakura
meninggal karena sudah tua ditambah sakit yang menimpa ayahnya karena terlalu
banyak bekerja dan tidak mempunyai waktu istirahat banyak. Pada saat itu
Ashakura selalu menjaga ibunya dan terus belatih bersama sahabatnya. Pada usia 20
Ashakura dan Denojin sering membantu orang yang kesusahan,menolong orang
lain,dan melakukan kebaikan-kebaikan terhadap orang lain dan melawan para
penjahat yang ingin merusak desanya. Sehingga
Ashakura dan Denojin dikenal sebagai 'Legend of the samurai sword'.
Desa Iruno yang kini memiliki banyak
masalah terutama bidang ekonomi. Ekonomi
pada
desa Iruno semakin tidak terkendali membuat Orang tua dari kedua sahabat
tersebut harus berjuang untuk memenuhi kebutuhannya. Seluruh warga desa Iruno
resah dan gelisah karena semakin sempitnya lahan pekerjaan, karena desa di atur
oleh pemerintah. Desa tersebut tidak terkendali karena adanya ketua pemerintah
tersebut yang ingin menguasai semua desa dan ingin memakan semua hak para warga
desa tersebut dengan menagih pajak. Pemerintah tersebut memiliki banyak
prajuritnya, sedangkan
prajurit itu di bayar dan dijamin akan perekonomiannya. Ashakura dan Denojin
akhirnya menjadi pekerja pertambangan karena mereka melihat orang tua dan para
kakek neneknya yang memang sudah tidak kuat untuk bekerja. Pada suatu hari
ketika mereka sedang melakukan pekerjaan Denojin berkata,"Apa kau tidak
lelah dengan pekerjaan ini ? sedangkan upah yang kita terima tidak seberapa
dibandingkan para prajurit itu". Ashakura dengan tegap menjawab," aku
tidak lelah dengan pekerjaan ini. Daripada aku menjadi prajurit tapi dalam
pihak keburukan". Denojin pun menjawab," aku ingin menjadi prajurit
untuk masa depanku". Mendengar perkataan tersebut Ashakura hanya terdiam
dan memikirkan masa depan sahabatnya jika ia ikut menjadi prajurit.
Di suatu hari ada kedatangan para
prajurit karena membutuhkan seorang kuat dan pemberani juga ahli dalam
menguasai pedang samurainya. "Apa ada yang ingin menjadi seoranf
prajurit?" tanya pemimpin prajurit. Tanpa nunggu waktu lama Denojin
menjawab," iya saya ingin menjadi prajurit seperti kalian". Akhirnya
Denojin dan beberapa orang lainnya di tes, kemudian mereka menjadi prajurit.
Ashakura yang awalnya senang bisa bersama terus dengan sahabatnya sekarang
terpisah karena keinginan sahabatnya untuk menjadi prajurit. Di pemerintah Denojin
di uji coba karena kekuatan dan kemahiran dia dalam menguasai samurai ia mampu
melawan prajurit hingga 10 prajurit sekalipun. Tidak lama kemudian Denojin di
angkat untuk menjadi panglima prajurit tersebut. Suatu hari ada perintah dari
seorang ketua untuk Denojin bahwa Denojinlah yang akan memimpin ketika menagih
pajak ke desa-desa termasuk desa yang dulu iya tempati yaitu desa Iruno.
Denojin karena keinginannya untuk menjadi ketua ia terus mengikuti perintah
dari ketuanya walau itu harus melawan sahabatnya sendiri. "hey! mana uang
pajak kalian! " para pajurit yang di pimpin oleh Denojin. "Maaf pak
kami masih belum mempunyai uang untuk bayar pajak". Tidak nunggu waktu
lama Denojin dan para prajuritnya
menghabisi warga tersebut. Ashakura mengetahui akan apa yang dilakukan sahabatnya.
Dia sangat
takut apa yang dia pikirkan itu terjadi. Namun dengan rasa kepercayaannya
terhadap sahabatnya ia akan berpikiran positif. Para prajurit yang seringkali
di cegah Ashakura ketika meminta uang pajak pada warga. "Kenapa kau
meminta uang pajak pada orang miskin?! " tanya Ashakura dengan suara
tegas. Prajurit berkata," Apa urusanmu nak? ini perintah dari ketua jika
ada yang membantah maka akan kami bunuh". "Dasar manusia tidak punya
hati!" suara keras Ashakura. Prajurit pun kesal dan marah terjadilah
peperangan. Para prajurit kalah melawan Ashakura dan satu prajurit lolos
melaporkan kejadian ini pada ketua. Informasi yang masuk ke telinga ketua
akhirnya ketuapun memerintahkan Denojin dan para prajuritnya untuk membunuh
Ashakura. Tidak menyangka akan hal itu, namun Denojin tetap melaksanakan
tugasnya karena tahu bahwa rasa cinta yang sangat mendalam Ashakura terhadap
ibunya hingga ia mempunyai strategi untuk menculik ibunya Ashakura. Di malam
hari Denojinpun menculik ibu Ashakura yang sedang tertidur lelap. Keesokan
harinya Ashakura kaget karena melihat ibunya tidak ada. Datanglah seorang warga
yang memberi tahu bahwa ibunya di culik oleh para prajurit malam hari tidak
lama kemudian ada surar datang dari Denojin, "Ku tangkap ibumu agar kau
datang ke tempatku. Tenang
aku akan menjaga ibumu dengan di ikat di tiang untuk menunggu
kedatanganmu". Ashakura tak menunggu waktu lama datang menuju
pemerintahan. Terjadilah peperangan antara keduanya dan Ashakura pun mampu
membawa ibunya pulang.
Ketua yang marah mendengar kegagalan
Denojin membunuh Ashakura. "Dasar tidak becus! membunuhnya pun kau tidak
bisa!". Denoji menjawab,"Ampun paduka, hamba akan membunuh Ashakura
secepatnya paduka". Denojin menyiapkan seluruh pasukan untuk membunuh Ashakura.
Denojinpun mengirim surat kembali ," Ku peringatkan padamu , datanglah
esok hari ke pemerintahanku aku punya hadiah untukmu". Ashakura yang
memang sebelumnya
tahu Denojin akan membunuhnya akhirnya Ashakurapun menyiapkan seluruh warga
yang ingin membantu ia untuk membasmi ketua pemerintah yang biadab tersebut.
Keesokan harinya Ashakura bersama
warga yang membantunya datang menuju pemerintahan. "Wahai manusia tidak
punya hai ! apa hadiah yang akan kau berikan padaku ?". Denojin
menjawab,"Aku akan melawanmu hari ini juga!". Ashakura
berkata,"Apa maksudmu?". Denojin pun menjawab dengan tegas,"Aku
ingin membunuhmu!!". Terjadilah peperangan antara kedua belah pasukan.
Ketua yang menyembunyikan dirinya, namun tetap diketahui oleh warga. Ashakura
dan Denojin pun bertarung dengan sekuat tenaganya dengan seluruh kemampuan yang
dikeluarkannya. Denojin terus menyerang Ashakura, namun karena Ashakura
berlatih untuk melampaui kemampuan Denoji akhirnya Denojinpun kalah dan Ketua
pun tertangkap. Kata-kata terkahir yang terucap oleh Denojin sahabat Ashakura
dari kecil, yakni "Maafkan aku sahabatku. Aku telah salah dalam
perjuanganku". Pada saat itulah
Ashakura di jadikan seorang Ketua dan di sebut sebagai 'Samurai Sword'.
Cikarang Timur, 30 November 2017
Ahmad Jalaludin